Penerapan Kurikulum Baru Diharapkan Tidak Bingungkan Guru

14-12-2012 / PIMPINAN

 

Rencana penggantian kurikulum dari Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK) menjadi KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang tengah direncanakan oleh Pemerintah dan akan diberlakukan tahun depan, diharapkan tidak akan membuahkan kebingungan di kalangan guru sebagai pelaksana di lapangan.

Ketua DPR RI Marzuki Alie mengingatkan hal itu dalam Pidato Penutupan Masa Sidang II Tahun Sidang 2012 – 2013, Jum’at (14/12) di gedung DPR.

Marzuki berharap, gagasan Pemerintah ini harus benar-benar matang dan para guru mampu mengikuti perubahan ini dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut tentu sejalan dengan tema peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2012 dan Hari Ulang Tahun ke-67 PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), yaitu “Memacu Profesionalisasi Guru melalui Peningkatan Kompetensi dan Penegakan Kode Etik”.

Tema ini, kata Marzuki,diharapkan mampu memberikan inspirasi bahwa peningkatan kompetensi guru dan penegakan kode etik, adalah langkah penting untuk memacu profesionalisasi guru dalam pembangunan karakter.

Marzuki juga berharap, agar, pelajar, guru dan sekolah dapat menyesuaikan diri dengan perubahan. Selain bertahap, implementasi kurikulum baru akan dilakukan hanya kepada sekolah-sekolah di daerah yang sudah siap.

Karena banyaknya kritik masyarakat terhadap rencana kurikulum baru ini, Komisi X DPR telah melakukan pembahasan mengenai hal ini menjelang hari akhir penutupan sidang. Kalangan Dewan mengharapkan, gagasan Pemerintah ini benar-benar matang dan para guru mampu mengikuti perubahan ini dengan sebaik-baiknya.

Pada Rapat Paripurna kali ini, Ketua DPR RI juga menyoroti prestasi sepak bola nasional kita yang terus menurun, bahkan tahun ini mencatat prestasi terburuk dalam sejarah keikutsertaannya di Piala ASEAN (Piala AFF).

Kabar ini, kata Marzuki,tentu semakin memperburuk wajah dunia olahraga di tanah air, khususnya cabang sepakbola yang saat ini mengalami dualisme kepengurusan yaitu PSSI dan KPSI.

Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan sepakbola nasional tidak profesional akibat dari dualisme manajemen kompetisi yang dikelola PSSI dan KPSI. “Kita masih menunggu hasil sidang FIFA(Fédération Internationale de Football Association) yang tengah membahas sanksi bagi PSSI. Kita berharap, apapun keputusan FIFA tidak merugikan persepakbolaan kita,” harap Marzuki. (tt)

BERITA TERKAIT
Tangki Kilang Cilacap Terbakar, Puan Maharani: Segera Audit Sistem Pengamanan Kilang Pertamina
15-11-2021 / PIMPINAN
Prihatin dengan insiden terbakarnya tangka kilang di Cilacap pada Minggu (14/11/2021) lalu, Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani meminta...
Tutup Piala KBPP Polri, Puan Harap Lahir Bibit Atlet Pesepak Bola
14-11-2021 / PIMPINAN
Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani menutup turnamen sepakbola Piala Keluarga Besar Putra Putri (KBPP) Polri usia dini yang...
Rachmat Gobel: Pemda Harus Cari Solusi Atasi Banjir Gorontalo
13-11-2021 / PIMPINAN
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel meminta Pemerintah Daerah Gorontalo harus cepat turun tangan menyelesaikan masalah banjir yang terjadi di...
Panen Padi di Banyuwangi, Puan Dorong Pertanian Dijadikan Agrowisata
12-11-2021 / PIMPINAN
Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani melanjutkan rangkaian kunjungan kerja ke Banyuwangi, Jawa Timur dengan turut serta memanen padi...